IBU HAMIL "HINDARI" POTONG GIGI, MEGANG ORANG SAKIT & MELAYAT. Menghindari Bukan Berarti Tidak Boleh


Hamil merupakan hal yang sangat didambakan pasutri, setelah melaksakan pernikahan. Namun saat hamil, perlu ada pantangan yang harus dilaksanakan, agar anak itu menjadi sehat dan nanti berbakti sama orang tuanya. Terkait dengan itu, kami dari Tim Koran Taksu Bali, akan mengorek informasi dari seorang Tokoh Spritual muda, dari Br Pengosekan, Ubud, Gianyar, Bali. Selain seorang pengobat niskala, Beliau juga merupakan Guru Besar Perguruan Siwa Budha Maha Sidhi, yang telah memiliki murid hampir di seluruh Kabupaten di Bali.

“ Secara umum orang hamil tidak boleh Menjelekkan, menghina, merendahkan orang lain, menyiksa binatang, makan atau minum berlebihan apalagi sampai mabuk, & Berjudi. Selain itu pantangan Hamil Dalam Kanda Pat Rare,diataranya : tidak membangunkan istri yang sedang tidur, tidak melangkahi (ngungkulin) istri yang sedang tidur, Ketika saat istri yang sedang hamil itu lagi makan, dilarang anglawatin (membayangi dengan bayangan badan) terhadap makanan yang sedang dimakannya. Ini disebabkan dalam ajaran Kanda Pat Rare diyakini bahwa, perkembangan bayi berkaitan dengan bersentananyya para dewa di tubuh bayi, demikian juga para leluhur mulai berhubungan dengan bayi. Sehingga untuk menghormati Beliau yang sedang berhubungan dengan pembentukan bayi dalam kandungan, hendaknya suami menghormatinya dengan cara tidak melangkahi ataupun membangunkannya dengan mengkejutkan pada saat istri tidur” Tutur Jro Mangku Dalang yang merupakan Dharma Usadha Gedong Suci Usadha Agung Bali Niskala.
Ratusan Orang Sudah Mendapatkan Sentana Berkat Tamba Semara Tunggal
Konsultasi WA 081339765505

“ Sedangankan Dalam Lontar Eka Pertama, juga dijelaskan hendaknya seorang suami melakukan swadharma agar menurunkan anak yang baik (dharma putra), yaitu tidak diperkenankan, Membangun rumah, memotong rambut, pengangkatan anak, membuat pagar rumah atau pagar ladang. Larangan-larangan untuk suami tersebut, konon merupakan petuah dari Bhatara Brahma yang disampaikan kepada Bhagawan Bergu.” Jelas Jro Dalang, yang pengobatannya selalu antre, dipadati umat, untuk nunas keturunan, berobat kena pepasangan, guna guna bebai, Bayuh Oton dan penebusan melik.

“ Dalam Tradisi Hindu di Bali, umumnya untuk wanita yang sedang hamil tidak diperbolehkan untuk melakukan upacara mepandes atau potong gigi. Sumber tertulis dalam Lontar Catur Cuntaka. Kenapa ? Dijelaskan bahwa, mepandes merupakan suatu upacara yang menyebabkan diri cuntaka. Lamanya cuntaka, saat naik ke bale petatahan, selama metatah, dan sampai selesai, diakhiri dengan mabeakala. Setelah mabeakala barulah cuntakanya hilang. Prosesi itu memakan waktu antara 1-2 jam. Walaupun masa cuntaka itu singkat, tetap saja Ibu itu kena cuntaka. Bayi atau jabang bayi yang ada dalam kandungan adalah roh suci yang patut dihormati, dipuja atas perkenan Sanghyang Widhi yang “mengijinkan” roh itu menjelma kembali menjadi manusia. Jadi Ibu yang mengandung bayi yang suci, patut dihindarkan dari penyebab-penyebab cuntaka. Tidak hanya potong gigi saja, tetapi juga semua jenis cuntaka, misalnya: ngelayat orang mati, memegang orang-orang sakit (sakit menular, kolera, aids dll ). Untuk kebaikan Ibu dan Bayi, sebaiknya upacara potong gigi itu ditunda sampai bayinya lahir dan sudah berusia lebih dari 3 bulan”.

Ibuhnya “ Ketika sedang hamil, seoarang ibu sebaiknya mencari penyengker raga agar terindar dari gangguan orang jail, karena roh bayi itu sangat suci, biasanya diincar dijadikan “persembahan” untuk meningkatkan kualitas ilmu aliran hitam”.
CATATAN : itu yang tertuang dalam sastra, tentu pelaksanaannya kembali lagi pada sitauasi dan kondisini yang ada saat ini, karena zaman itu berkembang. Misalnya kalau tenaga kesehatan, tentu dia lebih tau tentang merawat orang sakit biar tak tertular walau dia bekerja dalam keadaan hamil. Serta jika orang hamil, keluarganya saki/meninggal, yang mewajibkan dia datang akan dibijaki sendiri sesuai situasi yang ada oleh orang bersangkutan, sesuai keinginanya. Atau jika orang seorang petugas negara, yang mangharuskan potong, tentu meriki membijaki sendiri kehidupnya, Sesuai situasi yang ada. Kerena keyakinan dan kepercayaan, itu mutlak. manusia itu sendiri. Asal jangan mengujat keyakinan orang lain, itu terkesan sangat kurang bijaksana.
Biodata Narasumber :
Nama : Jro Mangku Dalang I Nyoman Badra, S.Sn
Alamat : Br Pengosekan, Ubud, Gianyar
Layanan Konsultasi Online : WA 085 638 241 44
Foto dan Penjelasan, juga dihimpun dari berbagai sumber

Postingan populer dari blog ini

LAHIR WUKU PRANGBAKAT, Sering Selisih Paham & Berpotensi Kedalih Bisa Ngeliak

LAHIR WUKU UGU, Hampir Semuanya “Melik “ & “Kesenengin Wong Samar”

3 JENIS MELIK INI, Sering Berakibat Fatal, Jika di Abaikan